BSIP Gorontalo Gelar Pra FGD di Aula Momala: Identifikasi Standar Produksi Benih Padi
BSIP Gorontalo kembali mengadakan pra Focus Group Discussion (FGD) di Aula Momala, BSIP Gorontalo. Acara ini dihadiri oleh penyuluh, pengawas benih tanaman, dan petani penangkar dari wilayah Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi keadaan eksisting proses produksi benih padi dan menilai kesesuaian dengan standar operasional prosedur yang berlaku. Dengan demikian, dapat diidentifikasi kesenjangan antara harapan dan kondisi nyata di lapangan.
Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam proses produksi benih padi meliputi kemurnian benih sumber, isolasi waktu dan jarak, proses roguing, panen, serta pasca panen. Keseluruhan proses ini menjadi fokus utama dalam diskusi untuk memastikan bahwa produksi benih padi berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pra FGD ini dibuka oleh Kepala BSIP Gorontalo yang juga bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan identifikasi kebutuhan standar produksi benih padi. Hasil diskusi kali ini menunjukkan adanya perbedaan dengan wilayah lainnya, khususnya dalam hal waktu tanam yang sudah ditetapkan untuk satu tahun melalui rapat hambur tanam. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) hingga IP 300 atau bahkan IP 400, yang menjadi tantangan khusus bagi penangkar benih. Mereka diharapkan tidak mengistirahatkan lahan (bera) untuk memutus siklus hama, meskipun ada kekhawatiran terkait bekas varietas sebelumnya yang berpotensi menjadi CVL.
Selain itu, mekanisme isolasi waktu tidak dapat diterapkan secara optimal dalam proses produksi benih padi di Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Petani penangkar di wilayah ini menggunakan sistem tanam pindah dengan sistem tanam legowo 4:1 sebagai strategi rekayasa jarak tanam yang diharapkan dapat meningkatkan produksi padi.
Kegiatan pra FGD ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih jelas bagi para petani penangkar dalam memproduksi benih padi yang berkualitas tinggi, serta membantu dalam merumuskan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan untuk mencapai standar produksi yang diharapkan.