BSIP Gorontalo menjadi narasumber Sekolah Lapang Iklim Provinsi Gorontalo
BSIP Gorontalo turut berperan dalam Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik Provinsi Gorontalo Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Stasiun Klimatologi Gorontalo sebagai narasumber. Acara berlangsung di Aula Gerbang Emas Kabupaten Gorontalo Utara. Acara dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari penyuluh dan kelompok Jabatan fungsional (KJF) se-Kabupaten Gorontalo Utara, dan dibuka langsung oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum, Marzuki Tome, S.STP., M.A.P.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada Stasiun Klimatologi Gorontalo yang telah menyelenggarakan SLI karena ilmu iklim sangat penting bagi petani dan penyuluh dalam menghadapi perubahan iklim global sehingga terwujud produktivitas dan kualitas hasil pertanian yang mampu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim dalam ketahanan pangan. Kepala Stasiun Klimatologi Gorontalo,Merpati T. Nalle, S.TP. dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan acara ini untuk meningkatkan pemahaman pelaku sektor pertanian menginterpretasi data dan informasi iklim serta istilah klimatologi agar mudah diterapkan di lapangan.
Dr. Patta Sija yang ditugaskan BSIP Gorontalo sebagai narasumber, menyampaikan materi "Penggunaan Informasi Iklim untuk Mengatur Strategi Pola dan Waktu Tanam", memaparkan dampak perubahan iklim global (Climate change) terhadap sektor pertanian. Strategi menghadapi dampak perubahan iklim adalah antisipasi, mitigasi dan adaptasi. Salah satu penerapan yang bisa dilakukan adalah pertanian cerdas iklim (Climate Smart Agriculture/CSA). Pergeseran musim dan berubahnya pola hujan akibat climate change berpengaruh terhadap pola dan waktu tanam komoditas pertanian. Penggunaan informasi iklim sangat membantu petani mengatur strategi pola dan waktu tanam yang tepat serta menentukan varietas unggul yang ditanam sesuai kondisi iklim saat itu. Rekomedasi varietas unggul padi dan jagung yang memiliki karakter khusus menghadapi dampak perubahan iklim juga disampaikan. Varietas unggul padi untuk mengurangi emisi, toleran rendaman/banjir, kekeringan, salinitas dan umur genjah serta varietas unggul jagung toleran kekeringan dan naungan bisa menjadi pilihan petani untuk ditanam dalam kondisi iklim yang dinamis.
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa Kementan telah melaunching Sistem Informasi Adaptif untuk Perencanaan Tanam (SIAP TANAM 1.0) yang memanfaatkan data dan informasi iklim untuk menentukan awal tanam, rekomendasi waktu, pola dan luas tanam padi, jagung dan kedelai serta rekomendasi varietas sesuai status kerentanan dampak perubahan iklim spesifik lokasi per kecamatan yang disusun dinamis, operasional, terpadu, informatif, mudah diupdate serta mudah dipahami pengguna.